1. Atap mengikuti arah denah Berbeda dengan
atap perisai, atap pelana ketika di aplikasikan mengikuti arah skema maka akan di ikuti dengan permainan tinggi dinding pada ruang ruang tertentu semoga penerapan model atap ini menjadi memungkinkan untuk mengikuti arah denah. Hasilnyapun akan sangat menarik, namun yang perlu ti perhatikan yaitu sirkulasi di antara pertemuan atap atap tersebut.
|
image courtesy by beeyoutifullife |
2. Atap di bending Atap di bending atau di lengkungkan ke-sisi dalam atau sebaliknya, ada dua hal yang perlu di perhatikan ketika melengkungkan atap ini, yang pertama yaitu kemiringan atap semoga tidak terlalu landai hal ini sanggup menyebabkan genangan pada posisi cekungan atap, dan yang kedua yaitu diameter cekungan sebaiknya tidak terlalu cekung semoga kesan atap serong masih sanggup di rasakan.
Mencari artikel arsitektur, di sini saja!!! Gunakan kolom search di kanan atas untuk menemukan informasi yang anda butuhkan, ketikkan kata kunci anda dan klik search. atau gunakan pencarian dengan kategori di kiri kanan website ini, dan atau skrol untuk melanjutkan membaca artikel. Selamat berselancar =)
|
image courtesy by jadhomes |
|
3. Atap di jajar dengan orientasi kemiringan yang sama Atap di jajar dengan orientasi kemiringan yang sama, ketika menjajar atap mirip pola kita kali ini drainase atap akan menjadi info utama untuk di perhatikan, Pertemuan atap dengan dinding akan gampang bocor dan merembes apabila tidak ditreatmen dengan baik. Sebaiknya menggunankan drainase air yang lebar dan sedikit lebih dalam dengan pipa pembuangan yang juga lebih lebar untuk solusi drainasenya.
|
image courtesy by abpho |
4. Atap di jajar dengan orientasi atap bersebelahan Atap di jajar dengan orientasi atap bersebelahan, Secara umum tidak akan ada banyak duduk masalah ketika memakai model tranformasi ini, cukup dengan memperhatikan over stage atap terhadap dinding semoga tidak ada rembesan air dari dinding dan sebaiknya juga gunakan kemiringan atap yang normal antara 25 derajat - 30 derajat.
|
image courtesy by livingfuture |
5. Atap di jajar dengan bubungan atap yang hampir bertemu Dengan memakai derajat kemiringan atap yang sama, kemudian atap di jajar dengan bubungan atap yang hampir bertemu. Sebaiknya ketika mengaplikasikan transformasi ini anda memastikan ada perbedaan posisi skema untuk masing masing atap, atau skema tidak sejajar atau lurus. Dalam kondisi skema yang sejajar atau lurus kesan estetis akan sangat sulit di dapatkan.
|
image courtesy by homennrich |
6.Atap dijajar dengan bubungan atap yang berhadapan Atap dijajar dengan bubungan atap yang berhadapan, Hampir serupa dengan transformasi atap kita di atas hanya saja ada perbedaan kemiringan untuk masing masing atap, perbedaan ini akan memperlihatkan gate yang cukup tinggi antara kedua bubungan atap dan dalam masalah ini aplikasi pada skema yang sejajar atau lurus masih sangat mungkin untuk di lakukan .
|
image courtesy by mexhouse |
7. Atap di tekuk kedalam Atap di tekuk kedalam ibarat sebuah buku yang di buka, baik dalam komposisi simetris maupun asimetris mirip pada pola kita kali ini. Dan transformasi mirip ini memang lebih menarik di aplikasikan pada komposisi asimetrisnya, memakai kemiringan atap yang berbeda antara atap yang satu dan lainnya akan semakin memperkuat kesan asimetris tersebut.
|
image courtesy by curbed |
8. Atap di susun Zigzag Atap di susun dan berorientasi pada kemiringan berbeda, konsekuensi dari penggunaan atap ini yaitu akan mengesankan dua bangunan yang berbeda antara area ruang yang satu dengan yang lainnya, bahasa arsitekturnya kira kira yaitu menyamarkan unitinya atau kesatuan bentuknya, nah untuk mentaktisi hal ini cukup dengan memakai warna atau material dinding yang sama untuk masing masing ruang pemikul atap.
|
image courtesy by pinterest |
9. Atap menerus menyatu dengan dinding Atap menerus menyatu dengan dinding, transformasi bentuk atap yang satu ini memang sangat menarik dan cukup terkenal di aplikasikan pada bangunan bangunan modern dan kontemporer dikala ini, penggunaan material atap yang juga sekaligus berfungsi sebagai dinding yaitu menjadi ciri dari model ini, sehingga mengetahui ketersediaan material tersebut di kota kita yaitu hal yang harus sudah di lakukan sebelum menentukan model atap bangunan.
|
image courtesy by hometrendesign |
10. Atap menerus ke lantai bangunan Atap menerus ke lantai bangunan, Dari sisi bentuknya memang atap seakan akan menerus sampai ke lantai bangunan, namun konstruksi dan materialnya tidak demikian. Peran lisplank atap sangat penting dalam transformasi bentuk atap yang satu ini, dimana sejatinya lisplank inilah yang akan memperlihatkan kesan atap menerus sampai kelantai bangunan.
|
image courtesy by contemporerist |
11. Derajat kemiringan atap di tinggikan. Derajat kemiringan atap di tinggikan, Derajat kemiringan atap yang di tinggikan akan memperlihatkan kesan ekstrim atau curam pada bangunan, sehingga membagi bangunan kedalam lekukan lekukan skema akan sangat efektif untuk menyeimbangkan komposisi bangunan denga model atap mirip ini.
|
image courtesy by containerbuidgroup |
12. Derajat kemiringan atap di landaikan Derajat kemiringan atap di landaikan. Pada engle tertentu model atap dengan kemiringan yang landai ini akan memperlihatkan kesan atap yang flat dan datar, sehingga ketika menentukan model atap ini sebaiknya atap tidak di orientasikan kebelakang atau kedepan bangunan tetapi kesamping kiri maupun kanan bangunan.
|
image courtesy by wonderslist |
13. Atap serong berbentuk L Atap yang ketiga kita kali ini masih beratap serong dengan skema atap berbentuk L dimana kaki L nya merupakan posisi jurai atau jatuhan airnya. Atap mirip ini umumnya mengikuti model denahnya, yang perlu di perhatian dalam penggunaan atap ini yaitu kemiringan atap yang dipakai sebaiknya cukup landai semoga tidak membuat dimensi yang tidak proporsional antara dinding pemikul bumbungan atap dan dinding pemikul jurai atap.
|
image courtesy by decoist |
akses terus ribuan informasi arsitektur terupdate!